Warning: Creating default object from empty value in /var/www/html/rbti/lib/lang/php-gettext/gettext.inc on line 148
Perencanaan Perawatan Prediktif Turbin Gas Berdasarkan Analisa Vibrasi Untuk Combined Cycle Power Plant Di PT. Indonesia Power
 
 
 
Select Language
Simple Search
Advanced Search
Title : Author(s) :
  • SEARCHING...
Subject(s) :
  • SEARCHING...
Pembimbing : Publish Year : GMD : Collection Type :
RECORD DETAIL
Back To Previous  
Title Perencanaan Perawatan Prediktif Turbin Gas Berdasarkan Analisa Vibrasi Untuk Combined Cycle Power Plant Di PT. Indonesia Power
Edition
Call Number
ISBN/ISSN
Author(s) Okta Wijaya
Subject(s) Reliability
Classification 620.004 52
Series Title
GMD Tugas Akhir
Language Indonesia
Publisher Jurusan Teknik Industri FTI-ITS
Publishing Year 2002
Publishing Place Surabaya
Collation
Abstract/Notes
Specific Detail Info Dalam suatu perusahaan pembangkitan tenaga listrik Turbin Gas merupakan peralatan yang termasuk dalam kelompok vital karena Turbin Gas adalah peralatan yang digunakan untuk proses utama yang apabila rusak akan mengakibatkan proses produksi terhenti (TRIP) dan atau membahayakan keselamatan personil/instalasi. Apabila terjadinya kerusakan terlalu sering khususnya pada komponen-komponen kritis akan mengakibatkan meningkatnya biaya produksi yang disebabkan oleh tingginya biaya perbaikan serta menurunnya keandalan unit pembangkit karena banyaknya waktu keluar paksa akibat tidak terdeteksinya anomali vibrasi pada Turbin Gas. Adapun peralatan yang menjadi obyek adalah vibrasi yang terdapat pada bearing nomor 1 sampai bearing nomor 4. Salah satu upaya peningkatan kinerja PT Indonesia Power ialah merubah paradigma sistem pemeliharaan dari Time-Base Maintenance menjadi Condition-Base Maintenance atau biasa disebut pemeliharaan prediktif (Predictive Maintenance). Kehadiran sistem Condition-Base bukan berarti menghilangkan sistem Time-Base yang telah ada, melainkan keduanya dapat berjalan bersama menurut seleksi peralatan yang sesuai. Tujuan pemeliharaan prediktif ialah meningkatkan keandalan (reliability), ketersediaan (availability) dan efisiensi (efficiency) dengan tetap mengutamakan keamanan (safety). Pada akhirnya semua itu akan mengarah kepada penghematan biaya operasi, memperpanjang umur instalasi dan meningkatkan pelayanan pada pelanggan. Salah satu upaya dalam menyusun jadwal perawatan prediktif berdasarkan analisa vibrasi adalah dengan menggunakan Grafik Trend. Grafik ini menyatakan hubungan kondisi obyek pemantauan yakni vibrasi dengan waktu. Sebelum kondisi vibrasi tersebut mencapai kondisi yang fatal yakni 200 ?m p-p, maka data-data kondisi sebelumnya perlu diketahui lebih dahulu. Dengan data kondisi yang telah diketahui ini dapat dibuat garis trend apakah linear atau nonlinear, tergantung dari pada pola datanya. Dengan mengekstrapolasi garis trend tersebut maka akan diketahui pada waktu kapan mesin itu mencapai nilai vibrasi maksimumnya yang selanjutnya harus dilakukan Turbine Inspection. Disinilah perlunya pemeliharaan prediktif agar sisa waktu yaitu antara saat mulainya kondisi menurun (start failure) ke kapan mesin harus distop untuk tindakan pemeliharaan sebelum kerusakan terjadi (potential failure) bisa lebih lama dibanding dengan pemeliharaan pencegahan (Preventive Maintenance). Langkah selanjutnya adalah melakukan analisa vibrasi yakni suatu kegiatan untuk mencari sumber-sumber penyebab kelainan vibrasi. Analisa dilakukan dengan menggunakan software SCHENCK vibrotest 60, karakteristik vibrasi dan standar ISO 2372 & 3945 setelah hasil dari pemantauan rutin dengan filter out menunjukkan adanya gejala kenaikan vibrasi (penurunan kondisi mesin) atau ditemukannya start failure yakni mulainya kecenderungan kenaikan vibrasi. Dari analisa vibrasi tersebut akan diketahui pada bearing mana telah terjadi anomali vibrasi dan yang masih mempunyai vibrasi yang baik sehingga pada waktu Turbine Inspection penanganan hanya difokuskan pada bearing yang mempunyai anomali vibrasi. Hal ini akan mempercepat waktu penyelesaian untuk Tubine Inspection sehingga akan meningkatkan keandalan unit karena waktu keluar unit untuk pemeliharaan dapat ditekan serendah-rendahnya yang pada akhirnya akan meminimumkan dan meningkatkan efisiensi biaya perawatan. Perubahan paradigma pemeliharaan dari perawatan pencegahan yang selama ini dilakukan menjadi perawatan prediktif akan didapatkan sisa waktu yakni antara start failure ke potential failure bisa lebih lama yakni Tubine Inspection dilakukan pada Februari 2003, dengan penyebab kelaianan vibrasi pada bearing # 1 dan bearing # 4 adalah Paralel Misalignment oleh karenanya pada saat Turbine Inspection perlu dilakukan Realignment agar vibrasinya bisa turun sesuai standar yang ditentukan. Dengan adanya perawatan prediktif, maka parameter kinerja unit menjadi semakin baik yakni EAF = 92.05%, POF = 7.40%, FOF = 0.55%, SOF = 1.53 kali, SFF = 4% dan UCEF = 2.623, serta penghematan biaya perawatan
Image
File Attachment
LOADING LIST...
Pembimbing Dr. Ir. Moses L. Singgih, Msc, MRegSc
Volume 1
Availability
LOADING LIST...
  Back To Previous