RECORD DETAIL
Back To Previous
Back To Previous
Title | Perancangan Sistem Penngukuran Kinerja Karyawan Dengan Metode Fuzzy Guna Menilai Prestasi Kerja Dan Menentukan Insentif Karyawan (Studi Kasus : Di PT. Mitra Pinasthika Mustika Surabaya) |
Edition | |
Call Number | |
ISBN/ISSN | |
Author(s) | Retno Indriartiningtias |
Subject(s) | MCDM Performance Measurement |
Classification | 658.151 1 |
Series Title | GMD | Tugas Akhir |
Language | Indonesia |
Publisher | Jurusan Teknik Industri FTI-ITS |
Publishing Year | 2003 |
Publishing Place | Surabaya |
Collation | |
Abstract/Notes | |
Specific Detail Info | Proses penilaian kinerja karyawan merupakan salah satu bagian penting dalam pengelolaan dan pengembangan Sumber Daya Manusia. Penilaian prestasi kerja merupakan proses umpan balik kepada karyawan karena hasil yang didapatkan dapat dipergunakan untuk memotivasi karyawan tersebut untuk menghilangkan kemerosotan prestasi kerja atau agar karyawan terus berprestasi kerja lebih tinggi. Oleh karena itu perlu dihindari penilaian prestasi kerja yang tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya, karena hal ini akan memberikan umpan balik yang jelek bagi karyawan sehingga evaluasi kerja tidak efektif. Berdasarkan tujuan tersebut digunakan Kerangka Kerja Dasar Austine-Hayne untuk menentukan faktor prestasi kerja yang akan dinilai. Perancangan Dimensi Evaluasi dan Faktor Prestasi Kerja di PT. Mitra Pinasthika Mustika Surabaya untuk jabatan Kepala Bengkel ada 10 dimensi evaluasi dan 46 faktor prestasi kerja yang digunakan untuk menilai prestasi kerjanya. Untuk Kepala Mekanik terdapat 11 dimensi evaluasi dan 49 faktor prestasi kerja, Jabatan Mekanik ada 9 dimensi evaluasi dan 38 faktor prestasi kerja, jabatan Administrasi diperoleh 5 dimensi evaluasi dan 21 faktor prestasi kerja, untuk jabatan Kasir didapatkan 6 dimensi evaluasi dan 24 faktor prestasi kerja, sedangkan jabatan Gudang Sparepart didapatkan 4 dimensi evaluasi dan 19 faktor prestasi kerja yang digunakan untuk menilai prestasi kerja karyawan tersebut. Faktor prestasi kerja karyawan harus diberi bobot kepentingan dengan hati-hati. Tingkat kepentingan dari faktor prestasi kerja merupakan suatu hal yang sulit untuk mengukurnya dengan pasti karena bersifat samar, maka untuk mengatasinya digunakan metode fuzzy. Pembobotan dengan metode fuzzy mampu mengakomodasi perbedaan perferensi antar penilai yang berhubungan dengan kriteria kualitatif dan kuantitatif, dimana akan terjadi bias dalam penentuan tingkat kepentingan. Trial pengukuran kinerja dan penentuan insentif karyawan PT. MPM secara umum memperlihatkan hasil yang baik. Hampir semua karyawan untuk semua jabatan berprestasi di atas rata-rata (nilai rata-rata = 3) sehingga berhak mendapatkan insentif. Hasil prestasi kerja berdasarkan penilaian Manajer untuk Kepala Bengkel (3.5554) dan Kepala Mekanik (3.5468). Untuk jabatan yang lain penilaian dilakukan oleh Kepala Bengkel, karyawan bernilai dengan kisaran antara 3,2 sampai dengan 4,1. Dari hasil pengukuran prestasi kerja hanya satu orang memiliki prestasi di bawah rata-rata sehingga tidak berhak mendapatkan insentif. Karyawan tersebut merupakan karyawan pada bagian Mekanik dengan nilai 2.756. Kata kunci : Prestasi Kerja Karyawan, Dimensi Evaluasi, Faktor Prestasi Kerja, Kerangka Kerja Dasar Austine-Hayne, Metode Fuzzy. |
Image | |
File Attachment | LOADING LIST... |
Pembimbing | Ir. Sri Gunani Partiwi,MT. |
Volume | 1 |
Availability | LOADING LIST... |
Back To Previous |