RECORD DETAIL
Back To Previous
Back To Previous
Title | Pengukuran Sigma Quality Level di PT. Barata Indonesia dengan Pendekatan Six Sigma (Studi Kasus Pembuatan Rolls Mill pada Div. Peralatan Industri Agro) |
Edition | |
Call Number | 2004/15 |
ISBN/ISSN | |
Author(s) | Novi Hendra Wirawan |
Subject(s) | Quality Management |
Classification | 658.52 |
Series Title | GMD | Tesis |
Language | Indonesia |
Publisher | Jurusan Teknik Industri FTI-ITS |
Publishing Year | 2004 |
Publishing Place | Surabaya |
Collation | |
Abstract/Notes | |
Specific Detail Info | Beberapa masalah yang biasa dihadapi oleh sebagian besar industri manufaktur di Indonesia adalah produk yang mereka produksi selalu tidak sempurna atau tidak bebas cacat (zero defect). Hal ini mendorong perlunya diciptakan strategi peningkatan kualitas untuk membangun pangsa pasar yang semakin kompetitif. Pada tahun 2003 PT. Barata Indonesia memutuskan untuk mengiplementasikan six sigma untuk mengetahui Sigma Quality Level dalam rangka meningkatkan service quality khususnya untuk proses produksi Rolls Mill. Permasalahan yang dihadapi PT. Barata Indonesia khususnya pada Divisi Peralatan Industri Agro adalah belum pernah dilakukan proses pengukuran sigma quality level sehingga PT.Barata Indonesia tidak mengetahui dimana posisi sigmanya saat ini berada, serta untuk memperbaiki kinerja proses pembuatan produk Rolls Mill di PT. Barata Indonesia. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan DMAIC yang terdiri dari Define, Measure, Analyze, Improve dan control. Pada tahap Define dilakukan pendefinisian tujuan proyek, Menentukan Critical To Quality dimana CTQ dari Produk Rolls Mill adalah diameter dalam shell dan diameter luar dari shaft dimana kedua CTQ ini memiliki tingkat kecacatan yang tinggi sekitar 15 unit dari 325 unit produk pada dari tahun 2000-2003. Tahap Measure mengukur baseline kinerja saat ini dari tiap proses dimana pada proses permesinan produk shell diketahui berada pada level 2.2 sigma dengan DPMO 241.964, sedangkan pada diameter shaft berada pada level 2.2 sigma dengan DPMO 241.964. Untuk kapabilitas sigma didapatkan hasil untuk diameter dalam shell sebesar Cp = 0.39 dan Cpk = 0.39 dan diameter shaft sebesar Cp = 0.39 dan Cpk = 0.39 dengan demikian proses dinyatakan tidak capable dan tidak stabil sehingga perlu dilakukan penstabilan proses pada tahap improve. Indikator keberhasilan dalam proyek six sigma adalah seberapa jauh peningkatan Sigma Quality Level. SQL pada proses produksi shell berada pada 3.78 dengan out of spec = 7.40 % dan pada proses produksi Shaft berada pada level 3.83 dengan out off spec = 6,54 %. Ternyata upaya perbaikan yang telah diterapkan belum dapat memberikan hasil yang optimal sehingga perlu dilakukan penstabilan proses terlebih dahulu. Dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa perlu diakan perbaikan proses untuk mengurangi jumlah rework pada sub proses untuk dapat mencapai kondisi zero defect pada semua karakteristik mutu, masih banyak yang perlu untuk dilakukan riset perbaikan kualitas terutama pada proses peningkatan kapabilitas sigma. Kata Kunci : Kualitas, Zero Defect, Six sigma, Rolls Mill, Div. PIA, SQL, Kapabilitas Sigma. |
Image | |
File Attachment | LOADING LIST... |
Pembimbing | Dr. Ir. Moses L. Singgih, MSc, Mreg.Sc;Ir. Lantip Trisunarno.MT |
Volume | 1 |
Availability | LOADING LIST... |
Back To Previous |