RECORD DETAIL
Back To Previous
Back To Previous
Title | Penggunaan Model Integrasi Six Sigma dalam Perspektif Proses Bisnis Internal Balanced Scorecard (Studi kasus di PT. Semen Gresik Tbk) |
Edition | |
Call Number | 2005/26 |
ISBN/ISSN | |
Author(s) | Iwan Kurniawan Hadianto |
Subject(s) | Balanced Scorecard Six Sigma |
Classification | 658.562 |
Series Title | GMD | Tesis |
Language | Indonesia |
Publisher | Jurusan Teknik Industri FTI-ITS |
Publishing Year | 2005 |
Publishing Place | Surabaya |
Collation | |
Abstract/Notes | |
Specific Detail Info | Untuk mampu bersaing dalam pasar semen dan meningkatkan kinerja perusahaan maka PT. Semen Gresik Tbk. telah mengembangkan konsep manajemen strategik Balanced Scorecard sebagai dasar perencanaan strategis perusahaan dan peningkatan kinerja perusahaan. Selanjutnya, melalui proses pengukuran dan evaluasi kinerja maka akan dapat diketahui Key Performance Indicator (KPI) yang kinerjanya buruk atau tidak mencapai target yang diinginkan. KPI tersebut diindikasikan dengan warna merah atau kuning, dimana membutuhkan tindakan perbaikan sehingga mampu mencapai target yang telah ditetapkan. Untuk melakukan perbaikan, dibutuhkan sebuah metode yang sistematis dan efektif sehingga tindakan perbaikan dapat terfokus pada akar permasalahan. Six Sigma telah memberikan contoh dan manfaat yang nyata sebagai konsep manajemen perbaikan yang fokus serta sistematis. Kondisi diatas menjadi dasar untuk membangun sebuah model integrasi yang mampu mengoptimalkan manfaat antara Balanced Scorecard dan Six Sigma. Bentuk integrasi Balanced Scorecard dengan Six Sigma yaitu Six Sigma digunakan untuk mengelola KPI-KPI yang kinerjanya buruk dalam Balanced Scorecard. Implementasi model integrasi pada perspektif proses bisnis internal di Seksi Pakcer Gresik, PT. Semen Gresik Tbk menunjukkan bahwa KPI Quality Assurance Factor (QAF) dari berat semen sak jenis Ordinary Portland Cement (OPC) memiliki indikator kinerja berwarna kuning. Analisa proses dan produk menghasilkan Cpm dan Cpmk dibawah satu memberikan gambaran bahwa proses pengisian semen kedalam sak serta produk yang dihasilkan dapat dianggap tidak akan mampu memenuhi spesifikasi produk yang telah ditetapkan. Tindakan perbaikan adalah dengan melakukan penggantian mesin packer dengan investasi Rp. 12.000.000.000,-. Investasi ini akan memberikan penghematan sebesar Rp. 880.600.000,- pertahun. Jadi pay back period adalah 14 tahun dan jika umur mesin adalah 30 tahun maka investasi ini masih memberikan keuntungan yang cukup besar. |
Image | |
File Attachment | LOADING LIST... |
Pembimbing | Iwan Vanany;Naning Aranti Wessiani, ST, MM |
Volume | 1 |
Availability | LOADING LIST... |
Back To Previous |