RECORD DETAIL
Back To Previous
Back To Previous
Title | Mereduksi Defect dan Biaya Kerugian Produk dengan Metode Failure Mode and Effect Analysis Process (Studi kasus di PT. Kalimantan Steel) |
Edition | |
Call Number | |
ISBN/ISSN | |
Author(s) | Rico Swanjaya |
Subject(s) | FMEA Quality Management |
Classification | 658.5 |
Series Title | GMD | Tugas Akhir |
Language | Indonesia |
Publisher | Jurusan Teknik Industri FTI-ITS |
Publishing Year | 2005 |
Publishing Place | Surabaya |
Collation | |
Abstract/Notes | |
Specific Detail Info | PT. Kalimantan Steel merupakan perusahaan make to stock yang memproduksi seng baik yang berupa lembaran maupun berupa gulungan. Produk yang sering diproduksi adalah produk seng bergelombang (Corrugated) 0.2 mm yang biasanya dipergunakan untuk pelindung atap rumah. Produk harus mempunyai ketahanan yang kuat sehingga tidak mudah rusak, oleh karena itu pengendalian kualitas produksi dalam hal ini mutlak untuk dilakukan. Selama ini cacat yang dialami perusahaan terutama pada produk utama Corrugated 0.2 mm adalah rata-rata sebesar 4% untuk satu kali produksi. Perusahaan saat ini tidak mempunyai sistem pengendalian kualitas yang dapat mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan cacat serta tidak memiliki document potensial kegagalan beserta penyebabnya, dan sistem prioritas untuk merencanakan tindakan perbaikan yang dapat mengurangi atau mencegah terjadinya cacat. Failure Mode and Effect Analysis Process (FMEAP) merupakan suatu metode yang mengidentifikasikan penyimpangan potensial yang mungkin dari setiap spesifikasi dan menghilangkan atau meminimumkan penyimpangan itu melalui deteksi dan/atau pencegahan perubahan-perubahan pada variabel proses. Alat pendukung untuk mengidentifikasi nilai Severity, Occurrence dan Detection yaitu Fish-bone Diagram dan Measurement System Analysis (MSA) yang akan menghasilkan Risk Priority Number (RPN). Nilai RPN akan menjadi acuan prioritas pengambilan tindakan perbaikan Dalam menerapkan metode FMEAP ini juga akan dihitung biaya yang muncul karena adanya cacat pada saat produksi Dari rincian biaya ini nantinya akan didapatkan Cost of Poor Quality (COPQ) yaitu biaya kerugian yang dialami oleh perusahaan karena adanya cacat pada produk. Setelah mengimplementasikan FMEAP dan melakukan tindakan perbaikan, perusahaan mengalami penurunan cacat sebesar 3,41 %. Penelitian ini dapat membuktikan bahwa FMEAP dapat menjadi alat untuk melakukan perbaikan berkesinambungan bagi perusahaan untuk meningkatkan kualitas Kata kunci : Failure Mode and Effect Analysis Process (FMEAP), Cost of Poor Quality (COPQ) |
Image | |
File Attachment | LOADING LIST... |
Pembimbing | Ir. Hari Supriyanto, MSIE |
Volume | 1 |
Availability | LOADING LIST... |
Back To Previous |