RECORD DETAIL
Back To Previous
Back To Previous
Title | Analisa Defect Pada Proses Produksi dengan Mengimplementasikan QCC (Quality Control Circle) dan Seven Tools(studi kasus PT. GE.Lighting Yogyakarta) |
Edition | |
Call Number | 2006/29 |
ISBN/ISSN | |
Author(s) | Jono |
Subject(s) | Process Production Quality Control Circle |
Classification | 658.562 |
Series Title | GMD | Tesis |
Language | Indonesia |
Publisher | Jurusan Teknik Industri FTI-ITS |
Publishing Year | 2006 |
Publishing Place | Surabaya |
Collation | |
Abstract/Notes | |
Specific Detail Info | PT. GE. Lighting Indonesia adalah perusahaan PMA yang memproduksi lampu pijar.Untuk bisa bertahan ditengah ketatnya persaingan industri lampu perusahaan harus mempunyai keunggulan yang tidak dimiliki perusahaan lain. faktor penentu daya saing adalah dengan meningkatkan kualitas. upaya itu dilakukan perusahaan dengan melakukan perbaikan terus menerus dengan tujuan mengurangi jumlah defect atau cacat produk . Tujuan penelitian untuk mengetahui prosentase defect yang terjadi di Depertemen Incandescent,,departemen ini memproduksi lampu pijar model PX.60. Penelitian difokuskan pada permasalahan defect hasil proses produksi lampu pijar (GLS).Timbulnya cacat yang dikategorikan sebagai Critical to Quality (CTQ) disebabkan 4 faktor yaitu manusia, mesin, material, dan metode. Keempat faktor tersebut diduga sebagai potensial causes. Dengan menggunakan QCC dan Seven tools sebagai alat analisis dan improve diketahui proses yang menghasilkan cacat terbesar periode Peb-April 2006, yaitu pada Sealing, Mounting, Basing, Stem dan Exhaust, mempunyai proporsi cacat 25,11%, 24,94 %, 23,33 %, 20 %, dan 6,23 %. Sebagai tindak lanjut dari informasi itu digunakan diagram fishbone untuk mengetahui penyebab cacat pada setiap proses dan FMEA digunakan untuk mengetahui akar penyebab cacat kritis pada setiap proses. Sebagai tindak lanjut terhadap hasil temuan timbulnya cacat dominan / kritis dilakukan perbaikan yang fokus pada sealing dengan proporsi cacat terbesar yaitu 25,11%. Perbaikan dilakukan berdasarkan pada jenis cacat yang mempunyai jumlah terbesar dan kritis, yaitu pada tipe cacat exhaust tube patah dengan proporsi cacat 20 % proses sealing. Hasil analisis menyimpulkan bahwa penyebab cacat dominan terhadap terjadinya Exhaust tube patah diakibatkan oleh kehandalan mesin kurang, operator kurang teliti dan material jelek / tidak standar. Untuk mengatasi hal tersebut dibuat model matrik 5W +1H., dengan model matrik 5W + 1H tersebut dilakukan improve berdasar alternatif yang ada .Terpilih alternatif kualitas perawatan dan perbaikan mesin sebagai salah satu pilihan utama disamping inspeksi material diperketat sebelum proses sealing, memperketat inspeksi output proses mounting. Berdasarkan alternatif terpilih diperoleh penurunan proporsi defect secara bertahap yang semula 6.59 % menjadi 4,17 % atau berkurang sebesar 2,42 %. Kata kunci : QCC, Seven Tools, CTQ, defect. |
Image | |
File Attachment | LOADING LIST... |
Pembimbing | Ir. Hari Supriyanto, MSIE.;Ir. Mokh Suef, MSc.(Eng) |
Volume | 1 |
Availability | LOADING LIST... |
Back To Previous |