RECORD DETAIL
Back To Previous
Back To Previous
Title | Analisis Manajemen Risiko Lingkungan Limbah Berbahaya dan Beracun (B3) Berdasarkan Penilaian Risiko dengan Fuzzy Analytical Hierarchy Process (FAHP) (Studi Kasus : Lumpur B3 PT. A dan PT B) |
Edition | |
Call Number | 2008/10 |
ISBN/ISSN | |
Author(s) | Nur Indradewi Oktavitri |
Subject(s) | MCDM Risk Management |
Classification | 658.403 |
Series Title | GMD | Tesis |
Language | Indonesia |
Publisher | Jurusan Teknik Industri FTI-ITS |
Publishing Year | 2008 |
Publishing Place | Surabaya |
Collation | |
Abstract/Notes | |
Specific Detail Info | Risiko lingkungan adalah probabilitas dari kerusakan lingkungan sehingga dapat menghambat kinerja perusahaan untuk mencapai tujuannya, hal ini dapat juga disebabkan karena ketidakmampuan perusahaan dalam mengelola limbah berbahan berbahaya dan beracun (B3), maka dari itu perlu adanya manajemen risiko lingkungan untuk limbah B3. Salah satu jenis limbah B3 adalah lumpur dari Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang mengolah air limbah B3. Pengolahan yang disarankan untuk lumpur B3 ini adalah solidifikasi dengan semen dan produk akhirnya adalah paving. Banyak penelitian seperti Herman, et al (2006) dan Ramanathan (2001) yang membahas mengenai manajemen risiko lingkungan terutama penilaian risiko dengan berbagai kriteria dampak lingkungan menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP). Tetapi AHP memiliki kelemahan yaitu tidak mempertimbangkan adanya ketidakpastian padahal Poper (2006) mengungkapkan adanya ketidakpastian dalam risiko lingkungan. Maka dari itu, Fenton & Wang (2006) menyarankan perlunya penggunaan fuzzy dalam mengatasi keterbatasan AHP. Penelitian ini dapat membantu PT. A dan PT. B untuk mengelola risiko lingkungan lumpur B3 dari IPAL yang pengolahannya menggunakan solidifikasi dengan semen sehingga kedua perusahaan dapat mencapai tujuan lingkungannya yaitu melakukan pengembangan berkelanjutan untuk mengelola dampak lingkungan. Ruang lingkup penelitian ini adalah sistem pengelolaan lumpur B3 dimana sistem ini dipengaruhi oleh key performance indicator (KPI); karakteristik lumpur; produktifitas lumpur; dan ketersediaan lahan. Hasil identifikasi risiko pada sistem menunjukkan adanya lima risiko, yaitu lumpur tumpah saat penyimpanan dan pengiriman; paving rusak saat penyimpanan; pengiriman; dan pemanfaatan. Berdasarkan penilaian risiko dengan Fuzzy Analytical Hierarchy Process (FAHP) diketahui bahwa risiko paving rusak saat pemanfaatan memiliki nilai risiko berdasarkan dampak yang paling besar, yaitu dalam rentang 0-1 nilai risikonya 0.7. Sedangkan penilaian risiko berdasarkan probabilitas risiko dari hasil brainstorming dengan pihak perusahaan, nilai risiko dalam rentang 0-1 untuk ke lima risiko diatas, PT. B memiliki probabilitas dibawah 0.2 sedangkan PT. A untuk risiko lumpur tumpah saat penyimpanan dan pengiriman serta paving rusak saat pemanfaatan, nilai risikonya dibawah 0.2. Dan, untuk risiko paving rusak saat penyimpanan, PT. A probabilitasnya 0.5 dan untuk risiko paving rusak saat pengiriman nilainya 0.3. Hasil pemetaan risiko menunjukkan risiko lumpur tumpah saat penyimpanan dan pengiriman; paving rusak saat penyimpanan dan pengiriman merupakan risiko yang rendah, sedangkan risiko paving rusak saat pemanfaatan merupakan risiko yang signifikan. Dengan Root Cause Analysis (RCA) diketahui bahwa seluruh risiko pada pengelolaan lumpur B3 disebabkan oleh faktor teknis dan manusia. Kata kunci : Manajemen risiko lingkungan, Pengelolaan lumpur B3, fuzzy AHP . |
Image | |
File Attachment | LOADING LIST... |
Pembimbing | Dr. Ir. Udisubakti Ciptomulyono, M. Eng.Sc.;Nani Kurniati, ST., MT |
Volume | 1 |
Availability | LOADING LIST... |
Back To Previous |