RECORD DETAIL
Back To Previous
Back To Previous
Title | Evaluasi Efisiensi Supply Chain dengan Model Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Kasus di PT. Paramithatama Asriraya) |
Edition | |
Call Number | |
ISBN/ISSN | |
Author(s) | Warsito |
Subject(s) | DEA Efficiency SUPPLY CHAIN |
Classification | 658.7 |
Series Title | GMD | Tugas Akhir |
Language | Indonesia |
Publisher | Jurusan Teknik Industri FTI-ITS |
Publishing Year | 2008 |
Publishing Place | Surabaya |
Collation | |
Abstract/Notes | |
Specific Detail Info | Manajemen Supply Chain adalah salah satu pilihan strategi bagi sebuah perusahaan agar dapat berkompetisi saat ini. Tapi mengelola rantai supply chain tidak semudah mengelola aktivitas dalam satu perusahaan sebagai single channel. Evaluasi efisiensi supply chain sulit dilakukan bila pertimbangan aliran produk dan informasi dilihat dalam lingkup supply chain keseluruhan. Kebanyakan metode/ model pengukuran yang berkembang saat ini hanya mengukur efisiensi supplier sebagai single channel dan tidak bisa mengakomodasi kepentingan ataupun informasi supply chain secara menyeluruh. Data Envelopment analysis (DEA) adalah teknik yang bisa digunakan untuk mengukur efisiensi, tapi DEA konvensional (Charnes, Cooper dan Rodes) tidak bisa digunakan untuk menghitung efisiensi supply chain karena multiple input ataupun multiple output antar channelnya saling berhubungan, ada keterkaitan antara input/output supplier dengan input/output manufacturer. Pada penelitian ini dilakukan identifikasi pengembangan dan penggunaan model DEA agar bisa membagi secara bertingkat efisiensi dari unit produksi atau aliran produk pada supply chain, yang bisa mengakomodasi kepentingan antar channel yang bersifat ko-operatif . Maka untuk mengukur efisiensi supply chain pada penelitian ini menggunakan model yang sudah dikembangkan Liang dkk (2006). Dari data yang ada, di lakukan perhitungan dengan software LINDO sehingga bisa diketahui tingkat efisiensi supply chain, dimana tingkat efisiensinya relatif lebih sulit dicapai bila dibandingkan single channel. Misal efisiensi DMU7 kertas, pada single channel nilai efisiensinya : 1, tapi efisiensi supply chainnya : 0,990. Juga efisiensi DMU2 tinta, pada single channel nilai efisiensinya :1, tapi efisiensi supply chainnya : 0,939. Jumlah total DMU yang efisien pada single channel lebih banyak dibanding DMU yang efisien pada supply chain. Hal ini berarti, tingkat efisiensi supply chain lebih sulit di capai bila dibandingkan dengan efisiensi single channel. Juga DMU yang menjadi preferensi peer groups pada pengukuran single channel tidak serta merta menjadi preferensi efisien pada supply chain. Maka target peningkatan output atau pengurangan input dalam rangka peningkatan efisiensi bagi DMU (Decision Making Unit) yang tidak efisien, tidak bisa ditentukan sepihak oleh masing-masing channel supply chain, tapi harus ada kesepakatan nilai-nilai/ bobot yang hendak dicapai antar channel. Kunci : Data Envelopment Analysis (DEA), Efisiensi, Supply Chain, Ko- operatif, Decision Making Unit (DMU) |
Image | |
File Attachment | LOADING LIST... |
Pembimbing | Prof. Ir. Soparno, MSIE., Ph.D. |
Volume | 1 |
Availability | LOADING LIST... |
Back To Previous |