RECORD DETAIL
Back To Previous
Back To Previous
Title | Diagnosis Perbaikan Produktivitas Sistem Manufaktur dengan Pendekatan Overall Throughput Effectiveness (OTE), Lean Manufacturing,dan Simulasi |
Edition | |
Call Number | 2013/II/43 |
ISBN/ISSN | |
Author(s) | Gotama, Christian |
Subject(s) | Root Cause Analysis (RCA) Overall Throughput Effectiveness (OTE) |
Classification | 670 Got d |
Series Title | GMD | Tugas Akhir |
Language | Indonesia |
Publisher | Jurusan Teknik Industri FTI-ITS |
Publishing Year | 2013 |
Publishing Place | Surabaya |
Collation | 24 cm |
Abstract/Notes | Kata Kunci : Overall Throughput Effectiveness (OTE), Root Cause Analysis (RCA), Failure Mode and Effect Analysis (FMEA), Lean Manufacturing, Simulasi, Diagnosis Perbaikan Produktivitas, Bottleneck Indicator |
Specific Detail Info | Perusahaan X adalah perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang percetakan dan penerbitan. Proses produksi pada perusahaan dilakukan berdasarkan order dari pelanggan sehingga perusahaan dituntut untuk efektif dan efisien dalam menjalankan produksi agar kepuasan pelanggan dapat tercapai. Saat ini perusahaan amatan belum menggunakan metode tertentu dalam mengukur performansi sistem produksinya. Perusahaan masih berpatokan pada nilai availability untuk mengukur produktivitas sistem produksinya. Penelitian ini menggunakan konsep Overall Throughput Effectiveness (OTE) untuk mengukur performansi sistem produksi pada level pabrik. Konsep OTE dapat memberikan gambaran performansi sistem produksi yang lebih menyeluruh. Konsep OTE juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi bottleneck pada sistem dengan bottleneck indicator. Tujuan utama penelitian ini yaitu untuk melakukan diagnosis perbaikan produktivitas menggunakan konsep OTE dan bottleneck indicator yang dibantu dengan tools simulasi. Perbaikan produktivitas menggunakan konsep lean manufacturing untuk mengetahui penyebab kritis terjadinya bottleneck. Dengan mengeliminasi penyebab kritis, performansi pada suatu bottleneck akan meningkat dan mengakibatkan munculnya bottleneck baru. Proses ini terus berlanjut dan digunakan sebagai acuan untuk menentukan keputusan perbaikan terbaik. Berdasarkan hasil pengukuran menggunakan data produksi bulan Maret 2013 didapatkan nilai OTE sistem produksi pada tingkat 15,01% dan bottleneck terdeteksi pada stasiun jilid. Dari hasil identifikasi waste diketahui penyebab utama terjadinya bottleneck adalah waste waiting dan inappropriate processing. Setiap waste di identifikasi penyebab-penyebab kritis menggunakan Root Cause Analysis (RCA) dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) sehingga didapatkan tiga alternatif perbaikan. Hasil diagnosis perbaikan menggunakan OTE dan simulasi didapatkan alternatif perbaikan terbaik adalah menetapkan kebijakan baru berupa penataan katern sesuai spesifikasi, pembuatan standar baru, menjalin kerja sama dengan perusahaan manufaktur dan memperketat aturan. Penerapan perbaikan menghasilkan OTE lini produksi sebesar 15,84% dan bottleneck baru terdeteksi pada stasiun lipat. Analisis sensitivitas digunakan untuk menentukan strategi perbaikan yang efektif untuk meningkatkan performansi sistem produksi. Dari hasil analisis didapatkan perusahaan sebaiknya meningkatkan uptime sekaligus mengurangi waktu proses aktual dalam memperbaiki performansi sistem produksinya. Kata Kunci : Overall Throughput Effectiveness (OTE), Root Cause Analysis (RCA), Failure Mode and Effect Analysis (FMEA), Lean Manufacturing, Simulasi, Diagnosis Perbaikan Produktivitas, Bottleneck Indicator |
Image | |
File Attachment | LOADING LIST... |
Pembimbing | Prof.Dr.Ir. Moses L.Singgih,MSc.M.Reg.Sc. |
Volume | |
Availability | LOADING LIST... |
Back To Previous |