RECORD DETAIL
Back To Previous
Back To Previous
Title | Manajemen Risiko Supply Chain Dengan Mempertimbangkan Kepentingan Stakeholder Pada Industri Gula |
Edition | |
Call Number | 2017/11 |
ISBN/ISSN | |
Author(s) | Rizqiah, Emielda |
Subject(s) | Risk Management |
Classification | 658.155 Riz s |
Series Title | GMD | Tesis |
Language | Indonesia |
Publisher | Departemen Teknik Industri FTI-ITS |
Publishing Year | 2017 |
Publishing Place | Surabaya |
Collation | |
Abstract/Notes | Permasalahan yang dihadapi dalam pemenuhan kebutuhan gula nasional saat ini antara lain adalah permasalahan on-farm dan off-farm yang membutuhkan kesadaran masing-masing stakeholder industri gula. Stakeholder utama dalam industri gula adalah petani tebu dan pabrik gula yang dalam penelitian ini adalah PG. Djatiroto. Semakin banyak stakeholder, maka proses bisnis di dalamnya akan semakin kompleks. Oleh karenanya, dibutuhkan pengelolaan risiko supply chain untuk koordinasi dan mengelola aktivitas dari masing-masing aktivitas bisnis supaya tujuan utama berupa peningkatan produktivitas gula bisa tercapai. Identifikasi risiko dengan metode Delphi diperoleh sebanyak 49 potensi risiko dimana terbagi menjadi 19 risk event dan 30 risk agent. Dengan metode HOR 1 multistakeholder diperoleh lima risk agent prioritas untuk dilakukan preventive action yang tepat. Dari 5 risk agent prioritas, terdapat 11 preventive action. Setelah dilakukan perhitungan dengan metode HOR 2 multistakeholder untuk mengetahui nilai effectiveness to difficulty ratio (ETD) masing-masing stakeholder, bisa diketahui stakeholder mana yang bertanggungjawab untuk melaksanakan preventive action (PA) yang terpilih. untuk stakeholder PG. Djatiroto, preventive action yang menjadi tanggung jawabnya adalah (PA6) Penataan Tebang Muat Angkut (TMA), (PA2) yaitu preventive maintenance mesin produksi secara berkala, (PA3) penggantian mesin yang sudah tidak reliable, (PA1) penambahan mesin produksi, (PA9) membuat sumur bor. Sedangkan untuk stakeholder petani tebu, yang menjadi tanggung jawabnya adalah (PA10) yaitu kontrol lahan secara rutin saat kemarau panjang. Untuk (PA7) kontrol rendemen tebu secara periodik, (PA8) kontrol pelaksanaan teknis budidaya tebu, (PA5) melakukan penataan varietas yang ideal, dan (PA11) perbaikan sarana transportasi (jalan dan rel lori) nilai ETD pabrik gula dan petani tebu selisih nilainya hanya sedikit, sehingga diharapkan kedua stakeholder bisa berkolaborasi dengan baik dalam melakukan preventive action. Untuk (PA4) data produksi gula yang terintegrasi antara pabrik gula dan pihak pemerintah. Dalam hal ini, kewenangan ada pada pemerintah sehingga pihak petani ataupun pabrik gula tidak memiliki kapabilitas untuk melaksanakan preventive action terpilih. |
Specific Detail Info | Supply chain risk management, stakeholder, HOR Multistakeholder, metode Delphi. |
Image | |
File Attachment | LOADING LIST... |
Pembimbing | Putu Dana Karningsih, ST, M.Eng.Sc, Ph.D |
Volume | |
Availability | LOADING LIST... |
Back To Previous |