RECORD DETAIL
Back To Previous
Back To Previous
Title | Pemetaan Industri Kreatif Dalam Pengembangan Industri Kreatif Berdasarkan Pengklasifikasian Subsektor(Studi Kasus: Jember) |
Edition | |
Call Number | 2018/18 |
ISBN/ISSN | |
Author(s) | Cahyaningrum, Deltaningtyas Tri |
Subject(s) | Mapping LQ-ACO Location modeling |
Classification | 519.53 Cah p |
Series Title | GMD | Tesis |
Language | Indonesia |
Publisher | Departemen Teknik Industri FTI-ITS |
Publishing Year | 2018 |
Publishing Place | Surabaya |
Collation | |
Abstract/Notes | Industri kreatif merupakan industri yang memanfaatkan kreativitas, keterampilan, serta kemampuan individu dalam menciptakan lapangan pekerjaan. Industri kreatif menjadi penyokong dalam perekonomian bagi negara maju saat ini sehingga industri kreati memberikan kontribusi terhadpat GDP negara. Kontribusi industri kreatifterhadap GDP negara Indonesia hanya berada diposisi 30 dari 42 negara. Untuk meningkatkan kontribusi, dilakukan pengidentifikasian subsektor industri kreatif pada wilayah dengan menggunakan klasifikasi. Pengklasifikasian merupakan hal utama dalam peningkatan industri kreatif. Pengklasifikasian dilakukan dengan menggunakan metode location quotient (LQ) dan ant colony optimization (ACO). . Hasil dari LQ-ACO adalah subsektor industri kreatif terdapat lima subsektor yang memiliki potensi rendah, tujuh subsektor industri kreatif berpotensi sedang (moderate), dan empat subsektor yang berpotensi tinggi dengan nilai fungsi adalah 1406,567. Pengidentifikasian juga akan dilakukan terhadap wilayah dengan mempertimbangkan isoincome. Pemetaan ini dilakukan dengan memodifikasi location modeling berdasarkan empat kriteria, yaitu akses industri kreatif antar wilayah; akses konsumen industri kreatif berdasarkan jumlah bisnis, pendapatan perkapita wilayah, serta transportasi; pengaruh pendidikan, pendapatan perkapita wilayah, serta pengangguran; dan pengaruh sektor pariwisata. Hasil dari pemetaan wilayah ini adalah sembilan kecamatan yang berada di wilayah isoincome potensi rendah, empat kecamatan termasuk wilayah isoincome yang memiliki potensi sedang dan 18 kecamatan merupakan wilayah isoincome berpotensitinggi. Hasil dari kedua pengidentifikasian akan digunakan untuk pengembangan industri kreatif. Pengembangan ini dengan menggabungkan kedua hasil tersebut untuk mendapatkan prioritas pengembangan. Hasil akhir dari penelitian ini adalah wilayah isoincome potensi rendah dan sedang matching dengan subsektor industri kreatif potensi tinggi diprioritaskan. |
Specific Detail Info | Mapping, LQ-ACO, Location modeling |
Image | |
File Attachment | LOADING LIST... |
Pembimbing | Erwin Widodo, ST, M.Eng., Dr.Eng;Niniet Indah Arvitrida, ST., MT., Ph.D. |
Volume | |
Availability | LOADING LIST... |
Back To Previous |