Warning: Creating default object from empty value in /var/www/html/rbti/lib/lang/php-gettext/gettext.inc on line 148
Kerjasama Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Terminal dalam Upaya Mengurangi Waktu Pelayanan Kapal di Terminal Peti Kemas
 
 
 
Select Language
Simple Search
Advanced Search
Title : Author(s) :
  • SEARCHING...
Subject(s) :
  • SEARCHING...
Pembimbing : Publish Year : GMD : Collection Type :
RECORD DETAIL
Back To Previous  
Title Kerjasama Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Terminal dalam Upaya Mengurangi Waktu Pelayanan Kapal di Terminal Peti Kemas
Edition
Call Number DS/2018/01
ISBN/ISSN
Author(s) Budipriyanto, Adi
Subject(s) Logistic
Allocation
Collaboration
Classification 658.5 Bud k
Series Title
GMD Disertasi
Language Indonesia
Publisher Departemen Teknik Industri FTI-ITS
Publishing Year 2018
Publishing Place Surabaya
Collation
Abstract/Notes Berth allocation problem merupakan permasalahan yang kompleks karena adanya faktor ketidakpastian (uncertainty) yang menyebabkan kedatangan kapal di pelabuhan sulit untuk diprediksi dan seringkali terlambat dari jadwal yang telah ditentukan. Keterlambatan kedatangan kapal mengakibatkan sumber daya yang sudah dipersiapkan menjadi menganggur. Operator terminal harus menyusun jadwal ulang untuk mengalokasikan kapal yang mengalami keterlambatan. Apabila sumber daya tidak tersedia maka kapal harus menunggu (antri) sampai dermaga tersedia. Berth allocation tidak semata-mata hanya mengalokasikan kapal ke dermaga, tetapi juga mengalokasikan sumber daya lainnya seperti crane, yard, RTG, dan alat transportasi. Untuk pelabuhan yang memiliki lebih dari satu terminal yang dioperasikan oleh operator berbeda dimana setiap terminal menerapkan sistem windows slot, setiap terminal memiliki potensi pada saat yang sama di satu terminal terjadi kekurangan (shortage) dan terminal lain terjadi kelebihan (surplus) sumber daya. Oleh karena itu dibutuhkan strategi untuk menghadapi kondisi tersebut. Salah satu strategi yang diusulkan adalah dengan melakukan kerja sama atau kolaborasi. Pada kondisi eksisting shipping lines yang memiliki windows slot di satu terminal hanya bisa berthing dan bongkar muat menggunakan sumber daya yang dimiliki terminal tersebut. Apabila seluruh dermaga dan sumber daya di terminal tersebut sedang digunakan, maka kapal yang datang harus menunggu dan antri sampai dermaga tersedia, meskipun di terminal lain terdapat dermaga yang tidak digunakan, demikian juga sebaliknya. Strategi kolaborasi memungkinkan setiap kapal bisa berthing di setiap terminal meskipun kapal tersebut memiliki windows di terminal yang berbeda. Dalam penelitian ini dikembangkan model simultaneous berth allocation problem dengan strategi kolaborasi. Karena sistem yang dimodelkan relatif kompleks dan mengandung unsur ketidakpastian maka dalam studi ini digunakan permodelan discrete event simulation. Beberapa skenario diusulkan dan dipilih skenario terbaik yang terbaik. Skenario ditentukan berdasarkan kombinasi empat faktor, yaitu service order, berth-yard, crane dan strategy, dimana setiap faktor memiliki 2 level. Dengan menggunakan konsep full factorial design (2k factorial design) dihasilkan sebanyak 16 skenario. Skenario pertama merupakan kondisi eksisting yang dijadikan sebagai baseline untuk menentukan skenario terbaik yang ditentukan berdasarkan dua respon, yaitu waktu (waiting time, handling time, turnaround time) dan jumlah kapal yang menunggu. Berdasarkan hasil simulasi diperoleh skenario terbaik dengan kombinasi service order secara menggunakan sistem prioritas, berth-yard secara independent, alokasi crane secara fixed, dan strategi yang digunakan adalah kolaborasi. Hasil simulasi menunjukkan bahwa kolaborasi dapat menciptakan keseimbangan operasi di terminal dengan load tinggi dan terminal dengan load rendah. Waiting time dan turnaround time di terminal dengan load tinggi menjadi lebih pendek, sedangkan di terminal dengan load rendah menjadi lebih panjang. Strategi kolaborasi dapat mengurangi jumlah kapal menunggu hingga 43.82 % per tahun, menurunkan waiting time sebesar 46.82%, dan menurunkan turnaround time sebesar 10.60% per kapal per kedatangan. Kolaborasi menimbulkan terjadinya shifting kapal dan container dari terminal load tinggi ke terminal load rendah. Pergeseran kapal dan container menyebabkan terjadinya perubahan performa finansial bagi kedua terminal. Untuk menghindarkan terjadinya kerugian bagi salah satu pihak, maka dibuat skema profit sharing atau profit redistribution.
Specific Detail Info Berth allocation, collaboration, uncertainty
Image
File Attachment
LOADING LIST...
Pembimbing Prof. Dr. Ir. Budisantoso Wirjodirjdo, M.Eng.; Prof. Ir., I Nyoman Pujawan, M.Eng, Ph.D.; Raja Oloan Saut Gurning, S.T., M.Sc., Ph.D
Volume
Availability
LOADING LIST...
  Back To Previous