Pengukuhan Guru Besar Prof. Iwan Vanany ST,MT,Ph.D
Gelar guru besar yang Iwan Vanany raih tidak datang tanpa usaha yang keras. Kerja kerasnya dalam riset rekayasa proses bisnis selama beberapa tahun ini akhirnya membuahkan hasil. Penelitian yang ia lakukan erat kaitannya dengan Food Electronic Traceability System (FETS).
FETS merupakan sebuah software berbasis proses bisnis yang mampu melacak rantai pasok produsen buah dari petani hingga ke konsumen. Iwan menganalogikan FETS layaknya aplikasi integra ITS. Dahulu siswa dan dosen harus berkomunikasi secara manual untuk mengisi FRS. “Namun sejak adanya aplikasi integra, dosen dan mahasiswa tidak harus bertemu secara langsung,” ungkap Iwan dengan kalem.
Begitu pula dengan aplikasi FETS yang merekayasa proses bisnis. Petani dan rantai pasok tidak perlu bertemu langsung untuk melaksanakan proses jual beli. Namun, dapat dilakukan melalui aplikasi FETS.
Di samping itu, FETS juga mencatat distribusi buah dari petani hingga konsumen saat diekspor secara lengkap. Sistem ini disebut sebagai food traceability system. Ketika buah asal Indonesia diekspor ke luar negeri, jejak rantai pasok hingga buah tersebut sampai ke konsumen sangatlah penting. “Hal itu karena konsumen luar negeri sangat menjamin keamanan produk yang mereka konsumsi,” ungkap dosen laboratorium Supply Chain and Manajement ini.
Iwan mengungkapkan apabila satu saja perusahaan asal Indonesia tidak memiliki catatan distribusi buah, maka semua produsen buah asal Indonesia akan diblokir. “Maka dari itu, rekam jejak rantai pasok buah dalam proses ekspor sangatlah penting,” ujar bapak empat anak ini.
Sayangnya hingga sekarang, banyak produsen buah asal Indonesia yang masih tidak menyadari petingnya catatan distribusi rantai pasok perusahaan. Karena itulah hingga sekarang buah-buahan asal Indonesia belum bisa maju ke pasar internasional.
Hal itu juga yang menginspirasi Iwan untuuk membuat software rekayasa proses bisnis ini. Iwan sangat menyayangkan potensi buah Indonesia yang begitu besar harus terhambat hanya karena permasalahan teknis seperti catatan rantai pasok. “Padahal Indonesia berpotensi untuk menjadi eksportir buah tropis di pasar dunia,” ungkap pria yang menyelesaikan gelar doktoralnya di Universitas Teknologi Malaysia ini.